MSNBC.com melaporkan bahwa Botulinum Toxin A, yang merupakan bahan aktif dalam obat-obatan seperti Botox dan Dysport, bisa membantu mengobati vaginismus ataupun kejang vagina yang mempengaruhi kemampuan seorang wanita secara seksual.
Dr Peter Pacik, seorang ahli bedah DI New Hampshire, sedang melakukan sebuah uji klinis yang disetujui FDA menguji penggunaan Botox pada pasien wanita yang mengalami sensasi dan kontraksi otot vagina yang membuat berhubungan seks hampir mustahil.
Pacik mengatakan bahwa sebanyak 6 persen perempuan di seluruh dunia menderita kejang otot yang disebabkan oleh reaksi refleks akibat seks, Kondisi ini dikaitkan dengan wanita yang mengalami pelecehan seksual atau wanita yang memiliki kebiasaan seks tidak normal.
Pacik mengatakan suntikan Botox di pintu masuk vagina bekerja mirip penyuntikan botox pada wajah, yang membuat otot-otot lebih kendur. (embun/B)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar