Perawatan wajah

perawatan wajah | Tip perawatan wajah | kosmetik natural | wajah sehat bebas jerawat | wajah berseri dan bercahaya | Top 1 Oli sintetik mobil-motor indonesia | Top 1 Oli sintetik mobil-motor indonesia

Breaking

Jumat, 22 Maret 2013

Gudang Burung: Rp. 1.7 Juta untuk Facial Kotoran Burung




Gudang Burung - Macam-macam cara orang agar tetap tampil cantik, termasuk melakukan lulur wajah atau istilah populernya facial. Kini di negara maju ditemukan bahan alami alternatif untuk perawatan kosmetik tersebut. Uniknya, pengganti bahan kimia ini bukanlah tanaman atau rempah-rempah, melainkan hal yang sekilas sangat menjijikkan, yaitu kotoran burung.

Warga Kota New York, Amerika Serikat, tak sedikit yang gandrung dengan facial kotoran burung. Layanan perawatan tubuh nyeleneh itu diberikan oleh Klinik Shizuka Day Spa dengan biaya lumayan besar, mencapai USD 180 atau setara Rp 1,7 juta, seperti dilansir situs slate.com, (5/7/2012).

Alasan konsumen, kebanyakan wanita, bersedia dilumuri wajahnya dengan kotoran burung lantaran efek manjur selepas perawatan. Salah satu pelanggan Shizuka bernama Alex Strauss mengaku kotoran hewan itu telah diolah sedemikian rupa menjadi bubuk agar tidak bau. Selepas facial dengan bahan tak biasa ini, dia membenarkan bahwa efeknya top markotop. "Wajah saya lebih berbinar, sebulan perawatan wajah saya seperti bercahaya," ujarnya.

Ampuhnya kotoran burung sebagai bahan lulur wajah tidak terkait klenik. Setidaknya pakar kecantikan asal Jepang Asako Nunose memaparkan kotoran unggas mengandung nucleobase. Sebuah zat kimia yang merangsang pembesaran pori-pori sehingga wajah terlihat lebih bercahaya.

Meski demikian, pakar lain melihat bahwa gandrungnya masyarakat mencoba facial kotoran burung lantaran adanya keinginan mencoba hal baru, dan itu prinsip yang berlaku di semua jenis usaha, termasuk industri kecantikan.

Direktur Riset Kosmetik Klinis Rumah Sakit Mount Sinai di New York Joshua Zeichner menyatakan konsumen produk kecantikan saat ini orang cenderung tidak lagi percaya dengan promosi kosmetik mengandung bahan alami. Hal itu mendorong warga mencoba kotoran burung, sesuatu yang dianggap alami dibanding esktrak tanaman.

"Orang mulai menyadari, beberapa kosmetik yang mengaku alami ternyata masih mengandung bahan kimia. Itu sebabnya mereka beralih ke kotoran burung, sebab bahan ini menawarkan definisi baru terhadap arti kata alami," ungkap Zeichne

Tidak ada komentar:

Posting Komentar