Perawatan wajah

perawatan wajah | Tip perawatan wajah | kosmetik natural | wajah sehat bebas jerawat | wajah berseri dan bercahaya | Top 1 Oli sintetik mobil-motor indonesia | Top 1 Oli sintetik mobil-motor indonesia

Breaking

Rabu, 27 Februari 2013

Wajah Baru Aesha, Korban Mutilasi Hidung dan Telinga Taliban

Liputan6.com, Maryland : Aesha Mohammadzai berkaca di depan cermin, sambil menyisir rambut hitamnya yang tebal dan panjang. Senyum tersungging di  bibirnya, meski terpampang jelas bentuk hidungnya yang jauh dari sempurna. Agak bengkok dan menggelembung.

Apapun, kondisi organ pernafasannya itu jauh lebih baik ketimbang sebelumnya, terpotong akibat dimutilasi suaminya, seorang pejuang Taliban. Demikian juga dengan dua daun telinganya.

Aesha terkenal seluruh dunia pasca fotonya, dengan hidung terpotong ada di sampul majalan Time. Ia menjadi simbol penindasan terhadap perempuan di Afghanistan, setelah berhasil lari dari negerinya yang dilanda peperangan. Tiga tahun kemudian ia mendapatkan wajah, juga kehidupan baru.

Sebagai bagian dari perawatan yang akan "mengembalikan" hidungnya, dahinya kini menggelembung dan kehitaman. Daging menutupi bekas hidungnya yang dipotong oleh suaminya sendiri.

Dokter menempatkan cangkang silikon karet di bawah kulit dahinya dan secara bertahap mengisinya dengan cairan, untuk memperluas kulitnya, serta menyediakan jaringan ekstra untuk hidung barunya. Mereka juga mengambil jaringan dari lengan dan ditransplantasikan ke wajah Aesha.

Trauma Mengerikan

Luka fisik Aesha bisa disembuhkan, namun tidak bagi jiwanya yang terluka. Ia lantas menceritakan kisah di balik penampilannya yang sempat menggegerkan dunia.

Ketika Aesha berusia 12 tahun, ayahnya menyerahkannya untuk dinikahi seorang pejuang Taliban. Untuk membayar utang.

Sejak itu hidupnya bagai neraka, disiksa dan dipaksa tidur di kandanga hewan."Tiap hari aku disiksa oleh suamiku dan keluarganya. Secara mental dan fisik. Suatu hari siksaan itu tak lagi mampu aku tahan, jadi aku melarikan diri," kata dia dalam acara  "Daybreak" ITV, seperti dilansir Daily Mail (26/2/2013).

"Mereka menangkapku dan memenjarakanku selama 5 bulan. Saat aku keluar, hakim mengembalikanku pada suamiku. Suatu malam mereka menyeretku ke gunung."

Lalu, hal mengerikan itu terjadi. "Mereka mengikat tangan dan kakiku. Mereka mengatakan hukuman yang pantas untukku adalah potong hidung dan telinga. Lalu mereka melakukannya..."

Aesha yang tak pernah bersekolah dan merayakan ulang tahunnya kini tinggal di Amerika Serikat. Ia memiliki keluarga baru yang merawat dan memperlakukannya seperti anak sendiri.

Aesha mengaku gembira dengan hidung barunya, meski jauh dari sempurna. Ia berharap kisah kebangkitannya dari trauma menjadi insiprasi bagi perempuan lain.

"Aku ingin mengatakan pada semua perempuan, yang menderita akibat kekerasan: tetaplah kuat, jangan pernah menyerah. Jangan berhenti berharap." (Ein)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar