Perawatan wajah

perawatan wajah | Tip perawatan wajah | kosmetik natural | wajah sehat bebas jerawat | wajah berseri dan bercahaya | Top 1 Oli sintetik mobil-motor indonesia | Top 1 Oli sintetik mobil-motor indonesia

Breaking

Jumat, 25 Februari 2011

5 Korban Antraks Boyolali Masih Dirawat di RS Solo

--> Solo - Lima dari sembilan warga Boyolali yang terjangkit antraks, hingga saat ini masih dirawat intensif di RS Dr Moewardi, Solo. Rata-rata mereka mengalami tingkat kegawatan yang cukup tinggi pada bagian kulit karena mereka terserang antraks kulit yang diduga tertular dari daging ternak sapi yang mereka konsumsi.

Kelima orang itu adalah warga Dukuh Tangkisan, Desa Karangmojo, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali. Mereka adalah pasien rujukan dari RS Pandanarang, Boyolali. Kesemua pasien tercatat sebagai kerabat dekat.

Humas RS Dr Moewardi, Mulyati, mengatakan secara umum perkembangan kesehatan lima pasien itu kini semakin membaik. Luka-luka di wajah, kaki, dan tangan mereka sudah mulai mengering. Mobilisasi tidak terganggu, komunikasi baik, nafsu makan dan minum juga semakin meningkat.

"Menurut hasil pemeriksaan tiga dokter spesialis penyakit dalam yang menangani mereka, kelima pasien hanya terjangkit antraks pada utanius (bagian kulit). Tingkat kegawatannya 95 persen untuk utanius dan 5 persen untuk intestinal (saluran pencernaan) dan pernafasan," jelas Mulyati kepada wartawan di Solo, Jumat (25/2/2011).

Kelima pasien itu adalah Anjariati, Sajidan, Muhali, Ramelan, dan Raminah. Saat ini mereka masih menjalani perawatan intensif di ruang perawatan khusus RS Dr Moewardi.

Semula dugaan pertama bahwa kelima pasien tersebut terjangkit antraks adalah dari ciri-ciri luka yang diderita dan adanya riwayat kontak dengan sapi. Selain itu dikuatkan dengan hasil pemeriksaan spora tanah di Klego yang dilakukan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah yang menunjukkan positif mengandung bakteri bacillus anthracis.

Seperti telah diberitakan sebelumnya, sebanyak sembilan warga Dukuh Tangkisan terjangkit penyakit antraks yang tertular dari sapi piaraan. Mereka mengalami penyakit kulit parah yang semakin hari semakin membengkak dan melebar. Mereka diduga terjangkit sapi milik Ramelan, yang dibeli dari pasar hewan.

Namun tak lama setelah dipelihara, ternyata sapi tersebut diketahui menderita sakit. Akhirnya Ramelan memutuskan menyembelih sapi tersebut. Dagingnya dimasak untuk dikonsumsi dan sebagian lainnya dibagi-bagikan kepada kerabat dan para tetangga.

Dua hari setelahnya, sejumlah orang mengeluh pusing dan demam tinggi yang diikuti munculnya bintik-bintik di kulit dan melepuh. Bahkan beberapa diantaranya membengkak dan melebar ke bagian yang lainnya.

(mbr/gun)


Tetap update informasi di manapun dengan http://m.detik.com dari browser ponsel anda!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar