Perawatan wajah

perawatan wajah | Tip perawatan wajah | kosmetik natural | wajah sehat bebas jerawat | wajah berseri dan bercahaya | Top 1 Oli sintetik mobil-motor indonesia | Top 1 Oli sintetik mobil-motor indonesia

Breaking

Kamis, 11 Oktober 2012

Tiga Pasien Gizi Buruk di NTB Meninggal

Mataram (ANTARA) - Sebanyak tiga orang dari 22 orang pasien gizi buruk disertai komplikasi penyakit lainnya yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Provinsi (RSUP) Nusa Tenggara Barat (NTB) sejak tiga bulan terakhir ini, akhirnya meninggal dunia.

"Tiga orang meninggal dunia dari 22 pasien yang dirujuk ke sini (RSUP NTB), sejak Juli lalu," kata Kepala Bidang Pelayanan dan Penunjang Medis RSUP NTB dr H Lalu Hamzi Fikri, ketika dikonfirmasi di Mataram, Kamis.

Ia mengatakan, saat ini masih ada empat pasien dengan gejala klinis gizi buruk yang dirujuk dari rumah sakit dan puskesmas, dan sedang menjalani perawatan medis di RSUP NTB.

Gejala klinis gizi buruk itu yakni badan kurus, wajah terlihat lebih tua dari usia, dan adanya komplikasi penyakit kronis seperti kelainan penglihatan, dan gangguan pernapasan.

Pasien tersebut yakni SH (8 tahun) jenis kelamin laki-laki, asal Kabupaten Sumbawa, yang dirujuk ke RSUP NTB di Mataram, pada 6 Oktober 2012.

SH menunjukkan gejala klinis gizi buruk seperti berat badan tidak normal yakni hanya 12 kilogram dari semestinya 18 hingga 19 kilogram, dan terindentifikasi menderita kelainan di lapisan paru yang mengarah ke TBC.

"Setelah menjalani perawat medis, dan asupan gizi, berat badan SH bertambah menjadi 13,5 kilogram atau meningkat 1,5 kilogram dalam lima hari perawatan. Mudah-mudahan terus bertambah dan kondisi kesehatannya semakin membaik," ujarnya.

Pasien lainnya, kata Hamzi, yakni S (6 bulan), perempuan, asal Praya, Kabupaten Lombok Tengah, yang dirujuk ke RSUP NTB, pada 6 Oktober 2012, dengan gejala klinis berat badan kurang, gangguan jantung, katarak, dan hydrocephalus (kepala membesar), serta gejala TBC.

Saat dirujuk berat badannya 4,15 kilogram, dan bertambah menjadi 4,4 kilogram setelah lima hari perawatan medis disertai asupan gizi.

Selanjutnya, R (8 tahun), perempuan, asal Kecamatan Labuapi, Kabupaten Lombok Barat, yang dirujuk ke RSUP NTB pada 8 Oktober 2012, dengan berat badan 15 kilogram.

R juga menunjukkan gejala klinis kurus dan mengidap TBC, namun setelah tiga hari menjalani perawatan medis disertai asupan gizi, berat badannya masih tetap.

"Pasien yang keempat yakni R (2,1 tahun), laki-laki, asal Ampenan, Kota Mataram, yang menunjukkan gejala klinis kurus, mengidap TBC dan kelainan paru. Berat badannya 6,75 kilogram yang masih tetap sejak dirujuk ke RSUP NTB pada 9 Oktober 2012," ujarnya.

Hamzi mengatakan, biaya pelayanan medis untuk para pasien gizi buruk dengan komplikasi beragam penyakit itu dibebankan kepada program Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas), sehingga terlayani secara gratis.

Perawatan medis disertai asupan gizi berlangsung paling sedikit satu bulan, ada yang sampai berbulan-bulan.

"Memang belakangan ini setiap bulan ada minimal dua pasien dengan gejala klinis gizi buruk, dan diyakini akibat kurangnya asupan gizi selain karena penyakit yang dideritanya," ujarnya.

Penderita gizi buruk di wilayah NTB pada umumnya disebabkan oleh kurangnya asupan gizi di kalangan balita dan anak-anak dan hal itu erat kaitannya SDM orangtua anak dan tingkat kesejahteraan keluarga.

Kurangnya asupan gizi itu akan mengarah kepada gizi buruk jika tidak segera ditangani secara baik. Apalagi, balita dan anak-anak kurang gizi itu juga diserang penyakit.

"Karena itu intervensi pemerintah lebih mengarah kepada pemberian makanan bergizi sekaligus penyembuhan penyakit yang diderita pasien gizi buruk itu. Biasanya pasien gizi buruk tertangani secara baik saat menjalani perawatan di rumah sakit, setelah kembali ke rumah gizi buruk kembali terjadi," ujar Hamzi.(rr)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar